بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Bagaimana pendapat anda mengenai fungsi
pancasila sebagai sistem etika jika kita terapkan pada beberapa kasus mulai
dari PILKADA sampai PEMILU saat ini? Adakah sistem etika politik yang dipakai
para peserta pemilihan, baik daerah maupun nasional?
Jawab:
Sebagai sumber hukum dan norma Negara Indonesia, peran dan fungsi pancasila sangat penting. Karena dengan norma-norma yang terkandung dalam pancasilalah kita dapat mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku. Termasuk dalam pelaksanaan pesta demokrasi, mulai pilkada, pilgub, hingga pemilu. Pancasila mengatur bagaimana etika dalam sistem perpolitikan.
Namun,
banyak dari peserta pemilihan tidak berperilaku sesuai dengan isi dari
norma-norma yang terkandung pada pancasila. Pada akhirnya, perbuatan mereka
akan bermuara pada ketidakberpihakkan wakil rakyat terhadap rakyatnya sendiri.
Bagaimana hal ini bias terjadi? Karena sifat yang hanya mementingkan diri
sendiri.
Alasan
tersebut berlaku pada kedua belah pihak; pemilih dan yang dipilih. Mari kita
bahas sifat mementingkan diri sendiri yang terdapat pada para calon wakil
rakyat. KPU sebagai pengawas jalannya pemilihan sudah membuat tata tertib yang
harus dipatuhi oleh peserta pemilihan. Akan tetapi, karena sifat egois, banyak calon
wakil rakyat yang melanggar tata tertib tersebut dan mencari suara atau simpati
pemilih dengan cara yang kotor dan tidak jujur, yaitu politik uang. Banyak
sekali kasus politik uang yang tidak tercium oleh KPU, hal ini disebabkan
karena adanya persekongkolan antara calon terpilih dan aparat yang turun di
lapangan. Politik uang yang sering dijumpai disebut dengan istilah “Serangan
Fajar”. Hal ini dikarenakan biasanya mereka memberikan uang yang digunakan
untuk “membeli” suara pemilih agar memilihnya. Apa yang terjadi setelah dia
terpilih menjadi wakil rakyat? Sudah pasti dia akan mencari “balik modal” atas
uang yang sudah dia keluarkan untuk mendapatkan suara. Sampai sini, mari kita
beralih ke bahasan sifat mementingkan diri sendiri yang ada pada diri sang
pemilih.
Pemilih
juga memiliki peran yang besar dalam politik uang. Jelas, jika para pemilih
tidak terpengaruh oleh “serangan fajar” dari sang calon wakil rakyat, maka sang
calon wakil rakyat yang melancarkan “serangan fajar” tidak akan terpilih
sehingga rakyat tidak dipimpin oleh wakil yang mementingkan dirinya sendiri.
Namun ironisnya, banyak pemilih yang justru menantikan datangnya “serangan
fajar”. Masalah ekonomi menjadi dalang dibalik penantian sebuah “serangan
fajar”. Jika dipikir, beberapa lembar uang puluhan ribu tidak setara dengan
kesejahteraan rakyat yang terenggut karena kepentingan pribadi sang wakil
rakyat.
Walaupun begitu,
tidak sedikit dari calon wakil rakyat yang bertindak jujur dan sportif. Yang
perlu saya tekankan adalah, para calon wakil rakyat yang bertindak jujur ini
tidak selalu muncul dari partai tertentu. Karena banyak politik uang yang
dilakukan oleh calon wakil rakyat dari partai yang berlandaskan agama sampai
partai nasionalis. Hal ini bisa terjadi akibat kurang ketatnya penyeleksian
calon wakil rakyat. Siapa yang punya dana, dia dapat mencalonkan diri. Begitu
juga para pemilih. Banyak diantara pemilih yang memiliki pemikiran yang maju.
Mereka menyadari tindakan apa yang akan dilakukan oleh calon wakil rakyat yang
sebelum menjabat rela mengeluarkan banyak uang dengan cara kotor untuk
mendapatkan jabatan di pemerintahan. Mereka juga menyadari bahwa jika mereka
menerima “serangan fajar”, mereka sama saja menerima suap. Sedang mereka
mengetahui dosa orang yang menyuap dan disuap amat besar. Hal ini membuat
mereka menjadi lebih selektif dalam memilih calon wakil rakyat yang jujur,
walaupun kadang calon wakil rakyat yang jujur justru kalah suara oleh calon
wakil rakyat yang melakukan politik uang. Ada juga pemilih yang sudah hilang
rasa kepercayaannya pada para calon wakil rakyat sehingga dia memutuskan untuk
tidak memilih atau golput.
Wassalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap gunakan kata-kata yg sopan dalam berkomentar