Jumat, 18 April 2014

Pancasila Sebagai Sistem Etika Berpolitik

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Bagaimana pendapat anda mengenai fungsi pancasila sebagai sistem etika jika kita terapkan pada beberapa kasus mulai dari PILKADA sampai PEMILU saat ini? Adakah sistem etika politik yang dipakai para peserta pemilihan, baik daerah maupun nasional?
Jawab:

Sebagai sumber hukum dan norma Negara Indonesia, peran dan fungsi pancasila sangat penting. Karena dengan norma-norma yang terkandung dalam pancasilalah kita dapat mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku. Termasuk dalam pelaksanaan pesta demokrasi, mulai pilkada, pilgub, hingga pemilu. Pancasila mengatur bagaimana etika dalam sistem perpolitikan.
Namun, banyak dari peserta pemilihan tidak berperilaku sesuai dengan isi dari norma-norma yang terkandung pada pancasila. Pada akhirnya, perbuatan mereka akan bermuara pada ketidakberpihakkan wakil rakyat terhadap rakyatnya sendiri. Bagaimana hal ini bias terjadi? Karena sifat yang hanya mementingkan diri sendiri.
Alasan tersebut berlaku pada kedua belah pihak; pemilih dan yang dipilih. Mari kita bahas sifat mementingkan diri sendiri yang terdapat pada para calon wakil rakyat. KPU sebagai pengawas jalannya pemilihan sudah membuat tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta pemilihan. Akan tetapi, karena sifat egois, banyak calon wakil rakyat yang melanggar tata tertib tersebut dan mencari suara atau simpati pemilih dengan cara yang kotor dan tidak jujur, yaitu politik uang. Banyak sekali kasus politik uang yang tidak tercium oleh KPU, hal ini disebabkan karena adanya persekongkolan antara calon terpilih dan aparat yang turun di lapangan. Politik uang yang sering dijumpai disebut dengan istilah “Serangan Fajar”. Hal ini dikarenakan biasanya mereka memberikan uang yang digunakan untuk “membeli” suara pemilih agar memilihnya. Apa yang terjadi setelah dia terpilih menjadi wakil rakyat? Sudah pasti dia akan mencari “balik modal” atas uang yang sudah dia keluarkan untuk mendapatkan suara. Sampai sini, mari kita beralih ke bahasan sifat mementingkan diri sendiri yang ada pada diri sang pemilih.
Pemilih juga memiliki peran yang besar dalam politik uang. Jelas, jika para pemilih tidak terpengaruh oleh “serangan fajar” dari sang calon wakil rakyat, maka sang calon wakil rakyat yang melancarkan “serangan fajar” tidak akan terpilih sehingga rakyat tidak dipimpin oleh wakil yang mementingkan dirinya sendiri. Namun ironisnya, banyak pemilih yang justru menantikan datangnya “serangan fajar”. Masalah ekonomi menjadi dalang dibalik penantian sebuah “serangan fajar”. Jika dipikir, beberapa lembar uang puluhan ribu tidak setara dengan kesejahteraan rakyat yang terenggut karena kepentingan pribadi sang wakil rakyat.
Walaupun begitu, tidak sedikit dari calon wakil rakyat yang bertindak jujur dan sportif. Yang perlu saya tekankan adalah, para calon wakil rakyat yang bertindak jujur ini tidak selalu muncul dari partai tertentu. Karena banyak politik uang yang dilakukan oleh calon wakil rakyat dari partai yang berlandaskan agama sampai partai nasionalis. Hal ini bisa terjadi akibat kurang ketatnya penyeleksian calon wakil rakyat. Siapa yang punya dana, dia dapat mencalonkan diri. Begitu juga para pemilih. Banyak diantara pemilih yang memiliki pemikiran yang maju. Mereka menyadari tindakan apa yang akan dilakukan oleh calon wakil rakyat yang sebelum menjabat rela mengeluarkan banyak uang dengan cara kotor untuk mendapatkan jabatan di pemerintahan. Mereka juga menyadari bahwa jika mereka menerima “serangan fajar”, mereka sama saja menerima suap. Sedang mereka mengetahui dosa orang yang menyuap dan disuap amat besar. Hal ini membuat mereka menjadi lebih selektif dalam memilih calon wakil rakyat yang jujur, walaupun kadang calon wakil rakyat yang jujur justru kalah suara oleh calon wakil rakyat yang melakukan politik uang. Ada juga pemilih yang sudah hilang rasa kepercayaannya pada para calon wakil rakyat sehingga dia memutuskan untuk tidak memilih atau golput.

Wassalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap gunakan kata-kata yg sopan dalam berkomentar